Archive : Demi Ekonomi Hijau

Demi Ekonomi Hijau, Produsen CPO Lepaskan Ketergantungannya

Demi Ekonomi Hijau, Produsen CPO Lepaskan Ketergantungannya – PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) mendukung pemerintah dalam mengimplementasikan program ekonomi hijau.

Dukungan tersebut dilakukan mulai dari pemilihan posisi kebun, sistem pemupukan yang memperhatikan konservasi tanah, proses produksi yang tidak meninggalkan limbah, hingga produksi CPO sebagai sumber bahan bakar nabati (biodiesel) ekologis. .

Vice President NSS Kurniadi Patriawan mengatakan pihaknya sangat mendukung program Ekonomi Hijau karena perusahaan menyadari bahwa seluruh masyarakat dunia harus berpartisipasi demi kelestarian bumi. premium303

Demi Ekonomi Hijau, Produsen CPO Lepaskan Ketergantungannya

“Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan sumber energi terbarukan untuk operasional kami di pabrik pengolahan TBS, sehingga operasional pabrik kami tidak bergantung pada bahan bakar fosil,” jelas Kurniadi, di Jakarta, dalam keterangannya. , Kamis (10/3).

NSS, kata dia, juga menjaga Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan berupaya menghijaukan DAS di bawah pengawasan kami.

“Pemimpin kita juga sangat peduli dengan lingkungan, jadi dia punya mimpi untuk menghijaukan bumi dan menghindari perusahaan yang membawanya. Dia lebih suka menanam dan menuai hasilnya,” tegasnya sekali lagi.

Ia menambahkan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati yang paling efisien dibandingkan dengan tanaman lain, seperti bunga matahari, kedelai atau minyak jagung, dalam hal penggunaan lahan dan produktivitas per luas tanaman.

Indikator ini, jelasnya, menjadikan kelapa sawit sebagai keunggulan komparatif bagi Indonesia karena kelapa sawit tidak dapat tumbuh secara optimal di banyak negara. Kelapa sawit hanya dapat tumbuh optimal di beberapa negara, seperti Indonesia dan Malaysia serta beberapa negara Amerika Latin.

Dari sistem budidaya, NSS menggunakan sistem pemupukan berimbang, sehingga menjaga kelestarian tanah.

Dengan demikian, proses pembuatannya tidak memiliki limbah yang dapat merusak lingkungan, baik dari proses penggilingan TBS (Tandan Buah Segar) maupun dalam proses pengolahan dan ekstraksi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (PK) atau inti sawit.

“Kami tetap berkomitmen untuk fokus pada kegiatan komersial untuk membantu menjaga lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan komersial NSS tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian dan melestarikan lingkungan,” jelas Kurniadi Patriawan.

Dari sisi manfaat yang dapat diberikan perusahaan kepada masyarakat, Kurniadi Patriawan mengatakan pihaknya ingin berpartisipasi dalam meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit skala kecil.

NSS memimpin dalam mengajak masyarakat sekitar areal perkebunan untuk berpartisipasi dalam program plasma dan kemitraan dengan perusahaan.

“Kami memiliki prinsip bahwa kualitas tanaman utama dan petani tempat kami bekerja harus sama. Kami menerapkan manajemen yang unik di mana kami juga merawat tanaman petani. Kami terbuka walaupun petani mau belajar dengan ikut bersama-sama merawat tanah mereka,” jelasnya.

Tanaman sawit petani
Sebagai bagian dari upaya NSS untuk meningkatkan produktivitas tanaman di kebun perusahaan, baik dari segi budidaya maupun perawatan pasca panen, ia mengatakan pihaknya terus berinovasi untuk mencapai kualitas tanaman dan produk yang lebih baik.

Meski agresif dalam inovasi, ia mencontohkan, NSS tidak sembarangan mengadopsi teknologi baru atau inovasi yang belum terbukti.

“Dua hal yang kami fokuskan saat ini adalah terus mengembangkan sumber daya manusia kami agar hasil pekerjaannya sesuai dengan standar kami dan melakukan penelitian dan pengujian secara berkala untuk terus menjaga kualitas fasilitas kami,” lanjutnya. Kurniadi.

Demi Ekonomi Hijau, Produsen CPO Lepaskan Ketergantungannya

Selain lahan plasma, NSS juga berencana menjangkau pekebun swadaya di sekitar perkebunan (petani yang tidak termasuk dalam sistem plasma) untuk membantu meningkatkan produktivitas tanaman petani.

Namun, perusahaan tetap memprioritaskan petani yang telah bermitra dengan NSS karena keterbatasan tenaga dan waktu.

“Kami juga ingin kerja sama ini dilakukan secara resmi untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi,” tambah Kurniadi.